Membahas revolusi
industri tidak akan terlepas dari teknologi, perkembangannya yang begitu pesat
dapat menyaingi bahkan melebihi tenaga manusia yang pada dasarnya pencipta
teknologi itu sendiri. Hal ini kerap menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak
karena akan menimbulkan penurunan tenaga kerja yang disebabkan pekerjaan
manusia yang akan digantikan dengan kecerdasan buatan. Hadirnya Revolusi
Industri 4.0 tidak datang begitu saja tanpa adanya proses dan tahap
perkembangan yang dilalui. Revolusi industri sudah dikenal sejak 1776 yaitu
proses yang dimulai dengan ditemukannya mesin uap dalam proses produksi barang
oleh seorang penemu James watt dimana kehadiran mesin uap nya itu dapat
mengubah segala aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Setelah mesin uap,
selanjutnya ditemukan tenaga listrik yang pada saat itu digunakan sebagai
proses produksi pada pabrik-pabrik, walaupun proses nya masih jauh berbeda dengan
pabrik modern saat ini seperti hal nya masalah transportasi, yang pada saat itu
tenaga manusia masih digunakan untuk pengangkutan dari tempat satu ke tempat
lain. Meskipun begitu, penemuan tenaga listrik cukup dikatakan efektif karena
dapat memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Segala nya bisa
dilakukan dan didapatkan dengan mudah, bahkan jauh lebih efisien dan murah
sehingga saat itu tidak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan tenaga mesin,
masyarakat menggunakan nya dengan 24 jam penuh, akibatnya banyak beredar
mesin-mesin di seluruh penjuru negara bahkan di dunia.
Di akhir tahun 1800-an
pembuatan mobil massal mulai dilakukan akibat murahnya teknologi mesin pada
saat itu, sehingga pada tahun 1927 produksi mobil murah dijual secara massal
dan besar-besaran, menyebabkan mobil menjadi barang terjangkau dan mudah
didapat, karena bukan hanya orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah, bahkan kelas miskin pun bisa
menyicilnya atau meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang
memiliki mobil. Transportasi dari rumah ke tempat kerja menjadi lebih mudah,
tidak tergantung jarak dan jadwal transportasi umum. Hal Ini menyebabkan
munculnya daerah yang disebut “Suburb” atau “Pinggiran” yaitu
perumahan yang muncul di pinggir kota (bukan di pusat kota) mendadak jutaan
orang ini butuh garasi, tempat parkir, bengkel, tukang cuci mobil, dan hal lain yang tidak terpikir sebelumnya.
Kasus ini menjadi contoh bahwa sebenarnya revolusi industri merupakan cara
manusia untuk membahagiakan manusia (human
sentris). Namun sayangnya pada saat itu, manusia masih kalut dengan adanya
kecanggihan teknologi tanpa memikirkan bagaimana dampak yang akan terjadi
selanjutnya.
Namun revolusi indutsri
tidak cukup sampai pada mesin uap dan tenaga listrik, keingintahuan dan
ketidakpuasan para ilmuwan membuat mereka semakin bersemangat dalam menciptakan
penemuan-penemuan baru. Di era tahun1970-an mulai ditandai dengan adanya penggunaan
elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi. Hal ini menjadi
pertanda bahwa masa depan dunia akan saling berdampingan dengan teknologi.
Maraknya mesin digital pada saat itu membuat manusia menjadi lebih mengetahui
tentang perkembangan dunia, oleh sebab itu para ilmuan mencari celah-celah
apapun guna mencapai kebutuhan manusia yang belum terpenuhi. Jika dilihat dalam
aspek ekonomi revolusi industri merupakan proses menemukan kelangkaan dalam
sumber daya yang terbatas.
Nah, saat inilah zaman revolusi industri 4.0 yang
ditandai dengan sistem cyber-physical. Dunia industri yang mulai menyentuh
dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada
di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan nama internet of things. Dalam aspek
ekonomi, pihak tertentu cukup jeli melihat peluang ini dan dianggap bisa
menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang
berbasis teknologi. Contoh nya di Indonesia yang saat ini dibentuklah roadmap
dengan nama Making Indonesia 4.0. Salah satu pihak berakar komunikasi juga
menambahkan, proses adaptasi terhadap perubahan yang begitu cepat perlu
diantisipasi juga dengan cepat oleh semua pihak yang terlibat. Salah satu cara
mengantisipasi kecepatan perubahan ini adalah dengan bekerja bersama-sama oleh
pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Ada yang mengatakan "Kolaborasi
antar institusi yang beragam perlu diperluas dan diperdalam untuk meningkatkan
efisiensi pertumbuhan yang harmonis dalam menghadapi percepatan perubahan ini."
Maka kita semua sebagai penikmat atau pihak yang terlibat dalam revolusi
industri saat ini harus benar-benar dapat mengendalikan segala sesuatu nya
dengan bijaksana. Jangan sampai dunia ini dikendalikan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab dengan cara memanfaatkan teknologi sebagai tindakan
kriminal yang akan merugikan banyak hal.
Hal ini tentu nya berkaitan juga dengan proses
pekerjaan dalam sebuah perusahaan, jika salah satu teknologi tidak bekerja
secara efektif atau digunakan oleh orang yang tidak mengerti tentang teknologi
maka akan mengasilkan output yang tidak maksimal dan efisien. Dalam hal ini,
meskipun teknologi menjadi salah satu komponen yang terpenting dalam proses
produktivitas pabrik namun kehadiran manusia juga sangat penting dalam
menjalankan, mengawasi, dan mengendalikannya sebagai operator. Dengan begitu,
dalam era revolusi industri 4.0 ini, fungsi manusia tidak hanya memiliki
kemampuan saja tetapi keterampilan pun sangat penting dalam menghadapi revolusi
industri saat ini.
Permasalahan utama dalam menghadapi Revolusi
Industri saat ini adalah Apakah kita siap untuk menghadapinya? Apa yang akan
terjadi setelahnya?
Maka, pembahasan terpenting dalam artikel ini
yaitu mengenai Revolusi Industri 4.0 yang menciptakan tsunami PHK. Sangat
terdengar mengerikan, seperti ibaratnya bagaimana hebatnya teknologi dapat
membinasakan manusia. Sampai saat ini hal itu masih menjadi perbincangan dan
perdebatan masyarakat akibat tergantikannya sumber daya manusia dengan kecanggihan
teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya dorongan peningkatan SDM agar mampu berdaya
saing secara global. Berbicara mengenai revolusi
industri 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak
tenaga kerja kita yang tidak kompatibel. Tantangan ini perlu dijawab
dengan peningkatan kompetensi terutama penguasaan teknologi komputer,
keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama secara kolaboratif, dan
kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan
lingkungan. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia, kita tidak lagi
berkompetisi dengan sesama orang Indonesia saja tetapi juga bersaing dengan
talenta asing lainnya. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai generasi penerus
Indonesia untuk melengkapi diri kita dengan bakat kompetitif melalui program
pendidikan yang kompetitif.
Revolusi industri
merupakan buah akal pikiran manusia tetapi mengapa justru malah membuat manusia
takut untuk menghadapinya? Manusia yang menciptakan, dan mereka juga yang harus
menanggung risikonya. Memang segala perubahan itu membutuhkan proses yang lama
dan tidak mudah, dari mulai beradaptasi hingga menjalankannya. Maka
manfaatkanlah proses ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan skill yang
kreatif dan inovatif, sehingga kita tidak hanya sebagai penikmat saja namun
harus bisa menjadi sarana untuk segala kebutuhan masyarakat.
Seperti kita ketahui, proses perubahan revolusi
industri yang terjadi sangatlah terlihat jelas bagaimana efeknya bagi manusia.
Dari mulai gaya hidup, pakaian, makanan, hobi, pekerjaan, bahkan kebiasaan
mereka pun dapat dirasakan oleh kita. Contoh nya adalah Go-jek, visi GOJEK
adalah menggunakan teknologi untuk memberikan solusi atas tantangan sehari-hari
yang dihadapi masyarakat Indonesia. GOJEK itu sudah jadi bagian tak terpisahkan
dari kehidupan sehari-hari. Istilah “gojek-in aja” bahkan sudah jadi kata
kerja. “Cara kami untuk terus menang di Indonesia adalah memahami apa yang
pengguna kami perlukan dan mencarikan solusinya lewat teknologi. Perlu diingat
bahwa perekonomian Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Artinya,
jika kita menang di Indonesia, kita menang di Asia Tenggara.” Ucap salah satu
pihak perusahaan GOJEK. Memang menarik sekali, hanya dalam waktu dua tahun,
GOJEK mencatatkan pertumbuhan gross transaction value sebesar 13,5 kali lipat
mencapai 9 miliar dollar AS pada akhir 2018. Ini adalah salah satu proses pemanfaatan
revolusi industri yang sangat luar biasa. Saat di negara-negara lain ada
ketakutan teknologi menggantikan orang, di Indonesia justru berbeda, melalui
GOJEK, teknologi merangkul jutaan masyarakat supaya bisa punya akses pada
pendapatan yang lebih baik, akses pada layanan dan produk dan jasa keuangan
serta akses pada pelanggan. Teknologi kami dimanfaatkan oleh banyak orang yang
sebelumnya tidak mengenal smartphone. Ini adalah bentuk apresiasi kita sebagai
masyarakat di era milenial ini khususnya masyarakat Indonesia, jangan jadikan revolusi
industri 4.0 ini sebagai ancaman tetapi manfaatkanlah sebagai sesuatu yang
berguna dan bernilai bagi kehidupan.
Maka dapat disimpulkan, bahwa Revlousi Industri
4.0 ini dikendalikan oleh kita semua, bagaimana yang akan terjadi selanjutnya
adalah kita yang menentukan. Disamping itu, generasi millenial
sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0. Dimana revolusi ini
menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia.
Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di
kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau
generasi millenial
saat ini.
Dalam hal penelitian dan pengembangan, mahasiswa
memiliki tanggung jawab menemukan peluang masyarakat menengah kebawah dalam
mengembangkan ekonominya di Era Revolusi Industri 4.0 dengan cara melakuka
penelitian terkait solusi dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan serta
mengembangkan ide-ide pokok yang menguntungkan ekonomi kerakyatan. Mahasiswa
harus kembali ke jati dirinya yang mampu menjadi Agent of Change, supaya
makasimal dalam mencapai cita-sita bangsa yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta memerdekakan rakyat Indonesia
dari segala hal dalam kehidupan. Sebagai Agent Of Change, Seorang
mahasiswa di haruskan berperan aktif dalam hal pengabdian masyarakat,
dengan turun langsug kelapangan dan merubah mindset konsumtif menjadi
produktif dalam kegiatan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar