Kamis, 16 Mei 2019

Revolusi Industri 4.0 Menciptakan Tsunami PHK


Membahas revolusi industri tidak akan terlepas dari teknologi, perkembangannya yang begitu pesat dapat menyaingi bahkan melebihi tenaga manusia yang pada dasarnya pencipta teknologi itu sendiri. Hal ini kerap menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak karena akan menimbulkan penurunan tenaga kerja yang disebabkan pekerjaan manusia yang akan digantikan dengan kecerdasan buatan. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 tidak datang begitu saja tanpa adanya proses dan tahap perkembangan yang dilalui. Revolusi industri sudah dikenal sejak 1776 yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya mesin uap dalam proses produksi barang oleh seorang penemu James watt dimana kehadiran mesin uap nya itu dapat mengubah segala aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Setelah mesin uap, selanjutnya ditemukan tenaga listrik yang pada saat itu digunakan sebagai proses produksi pada pabrik-pabrik, walaupun proses nya masih jauh berbeda dengan pabrik modern saat ini seperti hal nya masalah transportasi, yang pada saat itu tenaga manusia masih digunakan untuk pengangkutan dari tempat satu ke tempat lain. Meskipun begitu, penemuan tenaga listrik cukup dikatakan efektif karena dapat memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Segala nya bisa dilakukan dan didapatkan dengan mudah, bahkan jauh lebih efisien dan murah sehingga saat itu tidak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan tenaga mesin, masyarakat menggunakan nya dengan 24 jam penuh, akibatnya banyak beredar mesin-mesin di seluruh penjuru negara bahkan di dunia.
Di akhir tahun 1800-an pembuatan mobil massal mulai dilakukan akibat murahnya teknologi mesin pada saat itu, sehingga pada tahun 1927 produksi mobil murah dijual secara massal dan besar-besaran, menyebabkan mobil menjadi barang terjangkau dan mudah didapat, karena bukan hanya orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil,  kelas menengah, bahkan kelas miskin pun bisa menyicilnya atau meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang memiliki mobil. Transportasi dari rumah ke tempat kerja menjadi lebih mudah, tidak tergantung jarak dan jadwal transportasi umum. Hal Ini menyebabkan munculnya daerah yang disebut “Suburb” atau “Pinggiran” yaitu perumahan yang muncul di pinggir kota (bukan di pusat kota) mendadak jutaan orang ini butuh garasi, tempat parkir, bengkel, tukang cuci mobil, dan  hal lain yang tidak terpikir sebelumnya. Kasus ini menjadi contoh bahwa sebenarnya revolusi industri merupakan cara manusia untuk membahagiakan manusia (human sentris). Namun sayangnya pada saat itu, manusia masih kalut dengan adanya kecanggihan teknologi tanpa memikirkan bagaimana dampak yang akan terjadi selanjutnya.
Namun revolusi indutsri tidak cukup sampai pada mesin uap dan tenaga listrik, keingintahuan dan ketidakpuasan para ilmuwan membuat mereka semakin bersemangat dalam menciptakan penemuan-penemuan baru. Di era tahun1970-an mulai ditandai dengan adanya penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi. Hal ini menjadi pertanda bahwa masa depan dunia akan saling berdampingan dengan teknologi. Maraknya mesin digital pada saat itu membuat manusia menjadi lebih mengetahui tentang perkembangan dunia, oleh sebab itu para ilmuan mencari celah-celah apapun guna mencapai kebutuhan manusia yang belum terpenuhi. Jika dilihat dalam aspek ekonomi revolusi industri merupakan proses menemukan kelangkaan dalam sumber daya yang terbatas.
Nah, saat inilah zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical. Dunia industri yang mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan nama internet of things. Dalam aspek ekonomi, pihak tertentu cukup jeli melihat peluang ini dan dianggap bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi. Contoh nya di Indonesia yang saat ini dibentuklah roadmap dengan nama Making Indonesia 4.0. Salah satu pihak berakar komunikasi juga menambahkan, proses adaptasi terhadap perubahan yang begitu cepat perlu diantisipasi juga dengan cepat oleh semua pihak yang terlibat. Salah satu cara mengantisipasi kecepatan perubahan ini adalah dengan bekerja bersama-sama oleh pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Ada yang mengatakan "Kolaborasi antar institusi yang beragam perlu diperluas dan diperdalam untuk meningkatkan efisiensi pertumbuhan yang harmonis dalam menghadapi percepatan perubahan ini." Maka kita semua sebagai penikmat atau pihak yang terlibat dalam revolusi industri saat ini harus benar-benar dapat mengendalikan segala sesuatu nya dengan bijaksana. Jangan sampai dunia ini dikendalikan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan cara memanfaatkan teknologi sebagai tindakan kriminal yang akan merugikan banyak hal.
Hal ini tentu nya berkaitan juga dengan proses pekerjaan dalam sebuah perusahaan, jika salah satu teknologi tidak bekerja secara efektif atau digunakan oleh orang yang tidak mengerti tentang teknologi maka akan mengasilkan output yang tidak maksimal dan efisien. Dalam hal ini, meskipun teknologi menjadi salah satu komponen yang terpenting dalam proses produktivitas pabrik namun kehadiran manusia juga sangat penting dalam menjalankan, mengawasi, dan mengendalikannya sebagai operator. Dengan begitu, dalam era revolusi industri 4.0 ini, fungsi manusia tidak hanya memiliki kemampuan saja tetapi keterampilan pun sangat penting dalam menghadapi revolusi industri saat ini.
Permasalahan utama dalam menghadapi Revolusi Industri saat ini adalah Apakah kita siap untuk menghadapinya? Apa yang akan terjadi setelahnya?
Maka, pembahasan terpenting dalam artikel ini yaitu mengenai Revolusi Industri 4.0 yang menciptakan tsunami PHK. Sangat terdengar mengerikan, seperti ibaratnya bagaimana hebatnya teknologi dapat membinasakan manusia. Sampai saat ini hal itu masih menjadi perbincangan dan perdebatan masyarakat akibat tergantikannya sumber daya manusia dengan kecanggihan teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya dorongan peningkatan SDM agar mampu berdaya saing  secara global. Berbicara mengenai revolusi industri 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita yang tidak kompatibel. Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi terutama penguasaan teknologi komputer, keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama secara kolaboratif, dan kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia, kita tidak lagi berkompetisi dengan sesama orang Indonesia saja tetapi juga bersaing dengan talenta asing lainnya. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai generasi penerus Indonesia untuk melengkapi diri kita dengan bakat kompetitif melalui program pendidikan yang kompetitif.
Revolusi industri merupakan buah akal pikiran manusia tetapi mengapa justru malah membuat manusia takut untuk menghadapinya? Manusia yang menciptakan, dan mereka juga yang harus menanggung risikonya. Memang segala perubahan itu membutuhkan proses yang lama dan tidak mudah, dari mulai beradaptasi hingga menjalankannya. Maka manfaatkanlah proses ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan skill yang kreatif dan inovatif, sehingga kita tidak hanya sebagai penikmat saja namun harus bisa menjadi sarana untuk segala kebutuhan masyarakat.
Seperti kita ketahui, proses perubahan revolusi industri yang terjadi sangatlah terlihat jelas bagaimana efeknya bagi manusia. Dari mulai gaya hidup, pakaian, makanan, hobi, pekerjaan, bahkan kebiasaan mereka pun dapat dirasakan oleh kita. Contoh nya adalah Go-jek, visi GOJEK adalah menggunakan teknologi untuk memberikan solusi atas tantangan sehari-hari yang dihadapi masyarakat Indonesia. GOJEK itu sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Istilah “gojek-in aja” bahkan sudah jadi kata kerja. “Cara kami untuk terus menang di Indonesia adalah memahami apa yang pengguna kami perlukan dan mencarikan solusinya lewat teknologi. Perlu diingat bahwa perekonomian Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Artinya, jika kita menang di Indonesia, kita menang di Asia Tenggara.” Ucap salah satu pihak perusahaan GOJEK. Memang menarik sekali, hanya dalam waktu dua tahun, GOJEK mencatatkan pertumbuhan gross transaction value sebesar 13,5 kali lipat mencapai 9 miliar dollar AS pada akhir 2018. Ini adalah salah satu proses pemanfaatan revolusi industri yang sangat luar biasa. Saat di negara-negara lain ada ketakutan teknologi menggantikan orang, di Indonesia justru berbeda, melalui GOJEK, teknologi merangkul jutaan masyarakat supaya bisa punya akses pada pendapatan yang lebih baik, akses pada layanan dan produk dan jasa keuangan serta akses pada pelanggan. Teknologi kami dimanfaatkan oleh banyak orang yang sebelumnya tidak mengenal smartphone. Ini adalah bentuk apresiasi kita sebagai masyarakat di era milenial ini khususnya masyarakat Indonesia, jangan jadikan revolusi industri 4.0 ini sebagai ancaman tetapi manfaatkanlah sebagai sesuatu yang berguna dan bernilai bagi kehidupan.
Maka dapat disimpulkan, bahwa Revlousi Industri 4.0 ini dikendalikan oleh kita semua, bagaimana yang akan terjadi selanjutnya adalah kita yang menentukan. Disamping itu, generasi millenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0. Dimana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau generasi millenial saat ini. 
Dalam hal penelitian dan pengembangan, mahasiswa memiliki tanggung jawab menemukan peluang masyarakat menengah kebawah dalam mengembangkan ekonominya di Era Revolusi Industri 4.0 dengan cara melakuka penelitian terkait solusi dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan serta mengembangkan ide-ide pokok yang menguntungkan ekonomi kerakyatan. Mahasiswa harus kembali ke jati dirinya yang mampu menjadi Agent of Change, supaya makasimal dalam mencapai cita-sita bangsa yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta memerdekakan rakyat Indonesia dari segala hal dalam kehidupan. Sebagai Agent Of Change, Seorang mahasiswa di haruskan berperan aktif dalam hal pengabdian  masyarakat, dengan turun langsug kelapangan dan merubah mindset konsumtif menjadi produktif dalam kegiatan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROGRAM PENGENALAN KAMPUS (P2K) 2024

 Hari Prodi Manajemen FEB UAD dalam Program Pengenalan Kampus (P2K) untuk mahasiswa baru tahun 2024 telah dilaksanakan pada kamis, 12 Septem...